Gunung Lewotobi Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu Capai 2 Km

Gunung Lewotobi kembali erupsi pada Rabu (10/1/2024), di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Erupsi ini terjadi pada pukul 07.34 WITA, Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Lewotobi yang melaporkannya.

Tinggi kolom abu sampai saat ini telah teramati lebih kurang 3.584 meter di atas permukaan laut dan lebih kurang 2.000 meter di atas puncak. Dengan intensitas tebal condong ke arah utara dan timur laut, kolom abu menjadi berwarna kelabu sampai kecoklatan.

Fakta Gunung Lewotobi Kembali Erupsi

Erupsi ini juga terekam dengan durasi kurang lebih 16 menit 40 detik dan terlihat di seismogram dengan amplitudo maksimum 47 mm. Saat ini pegunungan pria satu ini memang berada pada status level IV awas.

Oleh karena itu, masyarakat sekitar diminta untuk tidak melakukan berbagai aktivitas dalam radius 4 kilometer. Baik itu dari pusat erupsi gunung Lewotobi Laki-laki maupun sektoral 5 kilometer ke arah barat laut-utara. Berikut beberapa fakta seputar Gunung Lewotobi yang kembali erupsi:

1. Imbauan Masyarakat

Masyarakat juga diimbau saat ini tetap berada di dalam rumah. Jadi apabila ada yang berada di luar rumah disarankan untuk bisa menggunakan pelindung mulut, hidung, serta mata.
IING Kusnadi, Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi pegunungan, tinggi rendahnya semburan kolom abu sangatlah bergantung pada kekuatan angin maupun energi.

2. Jarang Aktif

Sebagai informasi tambahan, Gunung Lewotobi Kembali Erupsi ini terbagi atas dua kawah. Di mana kawah puncak pegunungan mempunyai diameter sekitar 400 meter, sedangkan pada kawah di puncak Lewotobi Perempuan sudah mencapai 700 meter. Rekam jejak aktivitas vulkanik pegunungan pria satu ini juga lebih banyak dalam sejarah, daripada pasangannya yang hanya aktif 2 kali.

3. Sejarah dari Letusan Gunung Lewotobi

Terdapat beberapa catatan sejarah dari aktivitas Gunung Lewotobi Kembali Erupsi. Berikut ini sudah ada penjelasannya mulai dari tahun 1932 hingga 2003, antara lain:

  • Tahun 1932: terjadi letusan berupa gas;
  • Tahun 1933: terjadi juga letusan berupa abu tepatnya pada tanggal 17 Desember 1933;
  • Tahun 1939: terjadi kembali letusan pada 17 Desember 1936, tepatnya 6 tahun sejak letusan sebelumnya terjadi;
  • Tahun 1991: Gunung Lewotobi Kembali Erupsi di puncak kawah tepatnya Mei dan Juni 1991;
  • Tahun 1999: abu keluar dan gemuruh dari perut Lewotobi mulai 31 Maret 1999. Kemudian, disusul kembali dengan letusan yang kuat pada tanggal 1 Juli 1999.

Lava pijar terus melakukan semburan hingga radius sekitar 500 meter. Semburan lava dan letusan tersebut tentunya mengakibatkan kebakaran hutan sampai lebih dari 2,5 km. Abu juga semakin beterbangan hingga radius 8 km ketika Gunung Lewotobi Kembali Erupsi.

  • Tahun 2002: letusan ini terjadi tepatnya pada 12 Oktober 2002 yang lalu;
  • Tahun 2003: letusan ini terjadi pada 30 Mei 2003. Material abu ini juga telah mencapai ketinggian lebih dari 200 meter dari puncak gunung.

Letusan maupun hujan abu juga terus berlanjut sampai bulan Juni dan Juli 2003. Kegiatan seismik itu juga tentunya juga berakhir pada bulan September 2003.

4. Kembali Aktif

Hasil pengamatan dari aktivitas Gunung Lewotobi Kembali Erupsi tersebut telah terjadi peningkatan vulkanik. Pada periode pengamatan tanggal 1-17 Desember 2023 sendiri sudah terjadi sekitar kurang lebih 11 kali gempa Vulkanik Dangkal. Bahkan, juga telah terjadi 3 kali gempa Harmonik serta, 20 kali Gempa Vulkanik Dalam.

5. Morfologi

Identifikasi morfologi tentunya menunjukkan pegunungan pria jauh lebih muda dari Gunung Lewotobi perempuan. Pasangan pegunungan api Lewotobi ini sebenarnya sudah berbatasan langsung dengan lautan di sebelah timur maupun selatan. Jadi bisa diperkirakan juga pegunungan pria telah muncul sesudah Gunung Lewotobi perempuan.

Pegunungan pria ini juga diketahui jauh lebih rendah, karena memiliki ketinggian sekitar 1.584 mdpl. Kedua pasang pegunungan ini sebenarnya hanya memiliki jarak sekitar 2 kilometer antar puncaknya.  Tatanan dari tektonik pegunungan pria serta Perempuan, yaitu Zona Subduksi dengan Tipe Batuan Andesit.

Sampai pada akhirnya ada Basaltik Andesit yang termasuk ke dalam batuan beku intermediate. Sejarah pengamatan dari pegunungan ini tentunya dimulai sejak tahun 1675. Bahkan, pada saat itu Gunung Lewotobi Kembali Erupsi dengan skala VEI 3. Sementara, untuk tahun 1675 erupsi pegunungan ini menjadi erupsi terkuat yang pernah terjadi.

6. Tinggi Gunung Lewotobi

Pegunungan Lewotobi Laki-laki ini tentunya sudah mempunyai ketinggian 1584 meter di atas permukaan laut. Sedangkan, pegunungan Perempuan jauh lebih tinggi hanya sekitar 1703 meter di atas permukaan laut. Jadi bisa dikatakan bahwa pegunungan pria jauh lebih muda dan sering mengalami erupsi. Sehingga membuat pegunungan ini akan beraktivitas tinggi pada kawahnya.

Sedangkan, pegunungan yang Perempuan memang jauh lebih tua dibandingkan pria. Jadi memang sudah jarang beraktivitas mengeluarkan material yang baru. Hal ini terbukti dari informasi Gunung Lewotobi Kembali Erupsi pada Rabu.

Itulah beberapa fakta mengenai gunung lewotobi yang harus diketahui. Untuk masyarakat yang tinggal di sekitar gunung ini harus lebih waspada dan terus pantau informasi terbaru dari BMKG. Tujuannya adalah agar bisa menyelamatkan diri lebih awal ketika gunung lewotobi kembali erupsi.