Salah satu program unggulan dari pasangan Prabowo Gibran yaitu mengarah pada program makan siang gratis untuk anak-anak sekolah di masa jabatannya. Hal itu mendapatan perhatian tersendiri dari Institute for Development of Economic dan Finance (Indef).
Namun, belum diketahui secara pasti dari mana dana yang akan digunakan untuk program tersebut. Sedangkan, Indef menilai terkait pendanaan makan gratis tersebut, sehingga hal tersebut bakal menimbulkan polemik baru.
Benarkan Makan Siang Gratis Bakalan Menggunakan Dana BOS?
Dari kabar terbaru, Institute for Development of Economic anda Finance atau Indef memberikan penilaian terhadap metode dana bantuan operasional sekolah (BOS). Program tersebut kemungkinan akan menggunakan dana tersebut. Sementara Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto memberikan tanggapan, di mana ia menyampaikan bahwa meski ada kemungkinan terkait penggunaan dana tersebut, ada beberapa kondisi perlu diperhatikan dengan serius.
Hal tersebut berhubungan dengan jumlah dana BOS dengan kebutuhan anggaran makan siang gratis untuk masa ke depannya. Ia menganggap bahwa dengan anggaran saat ini, maka dana BOS tidak akan mampu mencukupi sumber pendanaannya. Sebelumnya, program dari pasangan tersebut memang kerap dilontarkan pada setiap kampanye maupun argumentasi debat.
Dari janji tersebut setidaknya mampu menarik suara masyarakat yang merasa bahwa program tersebut memang perlu. Wakil Direktur Indef tersebut juga memaparkan bahwa apabila Prabowo-Gibran terpilih dan mengeksekusi anggaran BOS, maka dana tidak mungkin cukup. Apabila sudah terjadi seperti itu, maka nantinya akan mengganggu operasional sekolah.
Tenaga Pendidik Memilih Penambahan Anggaran Operasional untuk Kebutuhan Lainnya
Eko Listiyanto sebagai wakil ketua Indef mengamati dari pihak tenaga pendidik. Dalam hal ini program calon presiden lebih mengarah kepada anak-anak sekolah. Dari sana Eko melihat bahwa pihak tenaga pendidik lebih memilih penambahan anggaran untuk kegiatan operasional. Pengamatan tersebut cukup masuk akal mengingat biaya pendidikan cenderung tinggi. Dilihat dari rincian anggaran pendapatan dan APBN untuk tahun 2024 yaitu totalnya setara dengan Rp59,49 triliun.
Sedangkan alokasinya yaitu untuk kebutuhan BOP Paud, BOS, dan juga BOP. Anggaran sebesar itu masih diragukan mencukupi kebutuhan pendidikan, mengingat banyak guru honorer jauh dari kesejahteraan. Belum lagi kebutuhan lain, seperti fasilitas pendidikan, dan keperluan-keperluan lainnya. Terkait program makan gratis pasangan Prabowo-Gibran masih berada diambang ketidakjelasan.
Akhirnya perlu menimbang lebih urgent mana di antara keduanya yakni untuk program tersebut atau operasional sekolah. Eko juga memberikan catatan bahwa dirinya menekankan agar program makan siang gratis tidak mengurangi keterlibatan para guru. Ia khawatir nantinya pendidikan lebih terfokus pada makan gratis daripada ilmu pengetahuan. Langkah terbaik untuk mengatasi problematika tersebut adalah pemerintah melakukan realokasi atau reposisi.
Namun, bukan tidak mungkin bahwa dengan melakukan realokasi anggaran subsidi kompensasi mampu mendobrak kemiskinan. Melihat dari ruang fisikal negara yakni hanya sekitar 25%, kebutuhan makan siang gratis mencapai Rp400 triliun. Tentu prosesnya cukup berat apabila dilakukan secara bersamaan, belum lagi ada kebutuhan-kebutuhan lain. Misalnya saja terkait fasilitas terbaru untuk bersaing di era digital yang semakin maju pada masa sekarang ini.
Implikasi Pemanfaatan Dana BOS
Wakil ketua Indef juga berbicara tentang implikasi pemanfaatan dana BOS yaitu mengarah kepada eksisting atau next. Dalam hal ini pemerintah sedang belanja terkait masalah dan kritik terkait negara yang sudah berkembang. Harapannya program tersebut memiliki konsep jauh lebih tertata apalagi belum diketahui secara jelas bagaimana berjalannya program makan siang gratis tersebut. Misalnya saja masalah sebelumnya yang menyangkut tentang food estate.
Kabar sebelumnya terdengar bahwa Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) memberikan penolakan terkait program andalan Prabowo-Gibran tersebut. Hal tersebut karena berhubungan langsung dengan penggunaan dana BOS sebagai modalnya. Apalagi anggaran BOS yang digunakan berasal dari APBN, sehingga belum cukup untuk memberikan kesejahteraan guru maupun proses dalam memperbaiki fasilitas sekolah.
Selain itu, memajukan kualitas pendidikan Indonesia masih tergolong lemah karena kurang menyeluruh. Pada saat yang sama sebagaian besar dana BOS tersebut kerap digunakan untuk membayarkan gaji para guru dan juga tenaga honorer. Bisa terlihat dari bagaimana keluhan yang kerap keluar. Sampai sekarang belum ada perhatian khusus dari pemerintah terkait gaji para guru yang sering terhambat karena prosedur yang kurang tertata.
Tentu masalah ini sangat menghambat bagaimana proses pendidikan yang berjalan sampai saat ini. Jika tidak terealisasi dengan baik berupa pertimbangan-pertimbangan jalannya pendidikan, maka pendidikan akan jalan di tempat. Akhirnya ada anggapan bahwa makan siang gratis akan mengambil jatah makan para pendidik untuk ke depannya.