Perang Sino Jepang II Sebagai Peperangan Terbesar di Asia

Perang Sino Jepang II Sebagai Peperangan Terbesar di Asia

Perang Sino Jepang II terjadi bertepatan dengan World War II, yang menandai konflik antara Jepang dan Cina di tahun 1937 sampai dengan 1945. Meski awalnya peperangan ini konflik regional, namun akhirnya menjadi bagian dari Perang Dunia II.

Awal mula terjadinya adalah kebijakan imperialistic pemerintahan Jepang. Ketika tahun 1941 negara ini mengirim bom ke pangkalan US di Pearl Harbor, Amerika mengirim bantuan ke Cina. Mengakibatkan gelombang konflik jadi berubah.

Asal Mula Nama Perang Sino Jepang II

Perang Sino Jepang II terjadi bertepatan dengan World War II, yang menandai konflik antara Jepang dan Cina di tahun 1937 sampai dengan 1945.

Dalam bahasa Tionghoa, memiliki sebutan sebagai Perang Melawan Jepang atau Perlawanan Depan Tahun. Lebih singkatnya disebut dengan disebut sebagai Perang Perlawanan.

Sementara itu, dalam bahasa Jepang mempunyai penamaan lain yaitu Perang Jepang-Tiongkok. Kata tersebut digunakan untuk menggambarkan netralitas dari terjadinya konflik. Jepang menggunakan kata insiden sebagai alasan tidak adanya deklarasi pertempuran.

Hal tersebut berguna demi menghindari munculnya campur tangan dari negara lain. Di mana negara-negara seperti US dan Inggris merupakan pengirim ekspor produk besi. Jika pertempuran tersebut disebut perang, presiden US saat itu akan menjatuhkan embargo.

Dalam upaya pemerintahan Japan menyerang China membuat propaganda sebagai pertempuran suci. Pemerintahan saat itu menggunakan langkah pertama dalam slogan delapan sudut dunia di bawah satu atap.

Ketika kedua negara resmi mendeklarasikan peperangan di tahun 1941, penyebutannya menjadi Perang Asia Timur Raya. Saat itu, Japan masih menggunakan istilah “Insiden Shina” dalam dokumen resmi merujuk pada peperangan.

Penggunaan kata Shina dalam Perang Sino Jepang II adalah sebagai hinaan untuk China. Beberapa media menggunakan istilah lain untuk menggambarkan insiden antara kedua negara.

Sementara itu, terjadinya peperangan bukan tanpa alasan. Sebelumnya, hubungan antara kedua negara cukup baik melalui perdagangan damai melalui Nagasaki dan Shanghai. Hubungan tersebut terjalin di bawah pemerintahan Tokugawa.

Selama 250 pemerintahan, Tokugawa menjalankan politik menutup diri dari bangsa lain dan sangat membatasi interaksi. Untuk memenuhi kebutuhan, pemerintahan hanya memperbolehkan hubungan perdagangan.

Aturan tersebut segera berubah ketika terjadinya pengambil alihan kekuasaan dari Tokugawa ke Meiji Tenno. Perubahan kekuasaan tersebut juga berpengaruh terhadap pola hubungan antara China dan Jepang.

Latar Belakang Terjadinya Perang

Perang Sino Jepang II terjadi akibat pengumuman kebijakan KMT oleh Chiang Kai-Shek dalam perlawanan melawan Jepang di tahun 1937. Perlawanan tersebut terjadi di Lushan setelah pertempuran Jembatan Lugou selama tiga hari.

Sementara itu, pertempuran kedua ini terjadi pada Juli 1937 sampai dengan September 1945. Berlangsung sebelum terjadinya World War II serta selama periode tersebut. Hal tersebut membuat konflik antara keduanya sebagai pertempuran terbesar di kawasan Asia.

Pemicunya adalah kebijakan imperialisme Japan selama beberapa dekade. Alasannya adalah keinginan negara tersebut untuk menguasai Tiongkok baik secara militer maupun politik.

Selain itu, keinginan lain yaitu menguasai sumber daya alam dan bahan baku berlimpah yang dimiliki oleh Tiongkok. Dengan mulainya World War II membuat perang ini kemudian berakhir karena membuat keduanya bergabung dengan konflik lebih besar.

Sebelum Perang Sino Jepang II, hubungan keduanya sudah terjalin cukup lama. Bahkan pada tahun 1868, keduanya pernah terlibat dalam konflik cukup besar. Meski memiliki hubungan perdagangan cukup baik namun kerap ada konflik yang tidak terhindarkan.

Jika ditarik ke belakang, latar belakang dari perang dapat bermula di tahun 1915 ketika Japan mengeluarkan permintaan pada China. Permintaan tersebut mengenai penambahan kepentingan bidang perdagangan maupun politik.

Tepatnya setelah WW I, Japan merebut wilayah Shandong dari Jerman. Pada saat tersebut, China terpecah belah di bawah pemerintahan Beiyang serta tidak lagi mampu melawan serangan Kuomintang dari Partai Nasionalis Tiongkok.

Pemimpin Beiyang mendapat dukungan dari Japan dalam menghentikan pasukan Kuomintang. Puncaknya, pasukan Kuomintang dan Japan terlibat pertempuran yang terkenal dengan insiden Jinan di tahun 1928.

Pecahnya Perang Tiongkok-Jepang Ke II

Sejarah Perang Sino Jepang II terjadi setelah pemerintahan Tiongkok menolak menarik pasukannya dari Peiping-Wuhan. Hal tersebut konflik semakin meluas ke banyak tempat di Tiongkok.

Pada Juli 1937, Tiongkok bersatu mendukung pemerintahan Chiang Kai Shek dari Partai Nasionalis. Tujuannya adalah untuk melakukan penentangan berbagai kebijakan dari pemerintahan Jepang.

Namun sayangnya, kekuatan militer Japan lebih kuat sehingga beberapa kawasan Tiongkok berhasil diambil alih. Utamanya sebagian besar jalur kereta dan bagian barat Kota Hankow. Beberapa wilayah lain juga berhasil dikuasai seperti Peiping dan Tientsin.

Pemerintahan Japan juga berhasil mengusir tentara China dari Shanghai pada November 1937. Bulan Desember 1937 ibukota berpindah karena Kota Nanking mengalami keruntuhan.

Tahun 1939, perang mengalami jalan buntu karena pemerintahan Japan tidak bisa menghadapi kaum Komunis di kawasan Shaanxi. Pada saat itu, kaum komunis berhasil melakukan sabotase serta gerilya.

Pada tahun 1939, China juga berhasil menduduki Guangxi dan Changsha. Perang Sino Jepang II mengalami pembalikan setelah pemerintahan Japan menyerang Pearl Harbour di tahun 1941.

Penyerangan tersebut membuat Amerika Serikat membantu China sehingga Japan mengalami kekalahan. Di tahun 1944, Jepang kembali melancarkan serangan untuk menaklukan Changsha dan Henan.

Pertempuran resmi berakhir di September 1945, setelah Japan mengakui kekalahan meski beberapa kawasan China telah berhasil diduduki. Berakhirnya World War II juga membuat Japan mengembalikan semua wilayah China.

Sebagai konflik yang cukup besar di kawasan Asia, perang antara Tiongkok dan Jepang ini telah menelan banyak korban. Perang Sino Jepang II terjadi karena berbagai latar belakang terutama dari segi politik dan kekuatan militer yang menjadi dasar.